Cool Blue Outer Glow Pointer GANIS CAGUR SANG PENGHIBUR: Juli 2014

Selasa, 29 Juli 2014

SEMUA TENTANG COMMUTER LINE

Halo agan agan yang hobinya suka dengan kereta maupun yang lagi baca blog ini, kali ini ane akan mengenalkan nama nama KRL yang ada di Jabodetabek. Ya walau KRL nya kurang lengkap tapi tujuan ane ingin berbagi ilmu kepada ente yang lagi baca blog ini. Kereta juga punya nama gan, jadi kenali mereka dan ketahui perbedaan mereka.



1. KRL TOEI SERI 6000 "HIBAH" 


( Foto diambil oleh Charles Y.A )
Siapa yang gak kenal sih sama KRL yang satu ini? Ya bener gan, Awalnya KRL ini adalah Kereta Pakuan ekspress yang melayani rute Jakarta - Bogor dengan cat Orange-Kuning dan Hijau-Kuning di bodi kereta dan di depan. KRL ini diberikan oleh pemerintah Jepang, Kaisar Akhito yang prihatin dengan kondisi KRL Jabotabek dulu yang dikenal sebagai KRL Ekonomi. KRL HIBAH didatangan sebanyak 72 unit dari Jepang dan masing masing rangkaian terdiri dari 6 gerbong, dan kini menjadi 8 kereta per satu rangkaian.

( Foto diambil oleh saya )
Secara fisik, si Hibah ini mempunyai 3 jendela berbentuk persegi dengan 1 jendela di depan tengah pintu kereta. dan juga ditambah 3 kotak display kereta diatas jendela. Lalu ada 2 buah lampu kotak kecil diatas display kereta. Tak lupa dengan logo PERUMKA dan PT. KAI di depan pintu kereta dan mempunyai 4 buah lampu berbentuk bulat masing masing dibagi 2, yaitu lampu merah dan putih. Dibagian bodinya, kereta ini memiliki 4 pintu di setiap rangkaian dan jendela yang dibagiannya ada tanda "+". Kini si Hibah menggunakan warna bodi Kuning-Biru.

2.TOKYU 8000 & 8500 SERIES


( Tokyu Seri 8500 )
Nih gan KRL yang sering menampakan diri di lintas Bogor- Jakarta, panggil aja KRL ini si Tokyu. KRL ini dibeli oleh Indonesia seharga Rp. 800 juta per gerbong atau Rp. 6.5 miliyar per rangkaian. KRL ini sekarang bisa agan jumpai di lintas manapun dan mudah mengenalnya. Awalnya, KRL ini menggunakan berbagai warna seperti hijau, kuning, merah muda, biru muda, ungu, dan merah #CMIIW. Nah, apa bedanya Tokyu 8500 & Tokyu 8000? 
( Foto diambil oleh saya )

Secara fisik, intinya kalo TOKYU 8500 & 8000 punya 3 buah kaca jendela di bagian depan kereta dan cat Kuning-Biru. Nah sekarang perbedaannya gan
1). TOKYU 8000 ( Gambar Kiri )
  • Mempunyai 2 buah lampu sorot berbentuk bulat ( atas ) dan 2 lampu kotak ( dibawah berwarna merah ), kalo TOKYU 8000 lampu sorotnya agak berdekatan sama lampu kotaknya.
  • Lihat diatas kaca jendelanya, TOKYU 8000 mempunyai 2 lampu kecil berbentuk kotak diatasnya dan 1 jendela Display ( Biasanya digunakan untuk menujukan stasiun tujuan kereta ) di tengah lampu kotak.
  • Ditambah dengan penulisan nomor seri kereta "8007" di atas jendela kereta sebelah kanan.

2). TOKYU 8500 ( Gambar Kanan )
  • Mempunyai 2 buah lampu sorot berbentuk bulat ( atas ) dan 2 lampu kotak ( dibawah berwarna merah ), tetapi TOKYU 8500, lampu sorotnya agak berjauhan dengan lampu kotaknya.
  • TOKYU 8500 memiliki 3 jendela display diatas kaca jendela.
  • Biasanya TOKYU 8500 ditandai dengan penomoran seri kereta di dengah pintu kereta.
Sudah tahu perbedaan mereka? Memang agak sulit untuk membedakannya tetapi jika anda sering naik KRL Jabodetabek, anda akan mudah membedakan mereka baik dari dekat, maupun dari kejauhan. 




3. TOKYO METRO 5000 SERIES


DJOKO VISION




KRL ini dibangun pada tahun 1960-an dan dioperasikan oleh Teito Rapid Transit Authority (TRTA/EidanSubway, kini Tokyo Metro), di mana pembuatannya dilakukan oleh konsorsium Tokyu Car Corporation, Nippon Sharyo, Kinki Nippon dan perusahaan pembuat kereta lainnya di Jepang. Pada awal masa operasionalnya di jalur Tozai, KRL ini belum menggunakan AC, namun pada periode 1970an-1990an KRL ini dipasangi pendingin udara dan pada tahun 1995 beberapa set dari KRL ini mengalami modifikasi menjadi KRL seri 1000 milik Tōyō Rapid Railway (Tōyō Kosoku Tetsudo).


4. TOYO RAPID 1000 SERIES


KRL seri ini bersama dengan KRL eks Tokyo Metro 5000 diketahui sebagai barang hasil korupsi yang dilakukan oleh Soemino Eko Saputro (mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian). Pada saat KRL ini tiba di Indonesia, dia mengatakan bahwa KRL seri 1000 dan 5000 adalah hibah dari Tōyō Rapid dan Tōkyō Metro, namun kenyataannya KRL ini adalah hasil dari pembelian secara terselubung oleh Kementerian Perhubungan, dan anehnya KRL ini dibeli dari tempat pemotongan besi tua (scrapyard), dimana KRL tersebut sebelumnya akan dibesituakan, namun karena dibeli oleh Kementerian Perhubungan maka KRL ini akhirnya tidak jadi dibesituakan dan dikapalkan ke Indonesia. Akibat dari kontroversi ini, publik tidak hanya merasa dibohongi oleh Soemino Eko Saputro, tetapi dia sendiri pun akhirnya diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dijebloskan ke penjara.

6. TOKYO METRO 05 SERIES

Tokyo Metro 05 Series


Kereta rel listrik Tokyo Metro seri 05 (東京地下鉄05系 Tōkyō Chikatetsu 05-kei) adalah unit kereta rel listrik buatanJepang dan kini beroperasi di lintas Jabodetabek. KRL ini baru datang di Indonesia sejak bulan Agustus 2010. Warnanya disamakan dengan KRL eks Tōkyō Metro seri 7000, yaitu silver dengan strip merah-kuning dan warna merah di muka. Di jendela kabin juga dipasangi teralis besi untuk mencegah kaca pecah akibat pelemparan batu. Semua rangkaian di bawah perawatan Dipo Bukit Duri (BUD)
Salah satu ciri fisik yang dimiliki oleh TM 05 ini mempunyai muka berwarna merah dan strip kuning, terdapat dua lampu berbentuk persegi panjang, jendela kabin yang besar, dan mempunyai jendela yang besar di bagian kiri dan kanan kereta.



7. TOKYO METRO 6000 & 7000 SERIES


Tokyo Metro Seri 7000
Agan agan pasti udah pernah liat kereta yang ini kan? udah pasti dong. Tokyo Metro 6000 dan 7000 adalah saudara dari TM 05, yaitu sama sama diproduksi oleh Tokyo Metro Corporation. 
Tokyo Metro Seri 6000 
Tokyo Metro 7000 & 6000 series (東京 地下 鉄 7000 & 6000 系 Tōkyō Chikatetsu 7000 & 6000-kei) Adalah unit multiple listrik (EMU) Jenis kereta yang dioperasikan oleh Tokyo Metro di Metro Chiyoda Jalur Tokyo di Tokyo, Jepang sejak tahun 1971. Mereka dulu digunakan di jalur Chiyoda, Chiyoda Branchline, Odakyu Odawara Line, dan Joban Line, Jepang. Kereta ini datang pada tahun 2011 dan masih terlihat bagus dari sisi interior maupun eksteriornya. Nah kereta ini mempunyai warna cat merah dan strip kuning. TM 6000 adalah adik dari 7000, karna mereka mempunyai ciri fisik yang hampir sama, maka bisa dikatakan adek abang :v Kereta ini mempunyai 1 kaca kabin yang besar disebelah kanan, 1 pintu darurat, dan 1 jendela kecil disebelah kiri. Inilah perbedaan antara Tokyo Metro 6000 dan 7000.
Tokyo Metro 6000Tidak mempunyai Kaca Display melainkan penomoran seri kereta
Tokyo Metro 7000Mempunyai Kaca Display diatasPenulisan nomor ada di bawah logo Commuter Line


8. JAPAN RAILWAY 103 SERIES 


~ JR 103 ~



JR 103 Sedang Melakukan Test Run PAL 2014 

KRL JR 103 merupakan KRL tertua yang dimiliki Jepang (pada saat itu) pertama kali dibuat pada tahun 1965. Beberapa kali JR 103 mengalami perubahan secara fisik. Indonesia membeli kereta ini untuk melayani beberapa rute Jabotabek. Mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Namun, akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan unit Tōkyū yang memiliki 8 gerbong, KRL ini pun kini difungsikan di rute Tangerang yang jumlah penumpangnya tidak terlalu banyak. Selain itu, KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok, dan dioperasikan untuk layanan Ekonomi AC Depok. KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek. Namun saat ini 1 rangkaian terdiri dari 2 set KRL sehingga 1 rangkaian terdapat 8 gerbong.


9. JAPAN RAILWAY 203 SERIES


~ JR 203 ~


JR 203 Sedang Melakukan Test Run PAL Menggunakan 10 Kereta
Kereta rel listrik JR East seri 203 ( 国鉄203系電車 Kokutetsu 203-kei densha ) adalah jenis KRL yang diperkenalkan tahun 1982 oleh Japanese National Railways (JNR) lalu dioperasikan oleh East Japan Railway Company (JR East) di Jalur Joban dan terusannya yaitu Jalur Tokyo Metro Chiyoda. KRL ini tidak beroperasi di jalur Odakyu karena ketidakcocokan sistem keamanan. KRL ini akhirnya beroperasi di lintas Jabodetabek. Pada akhir Juli 2011, sebanyak 5 set JR 203 (MaTo 51, 52, 66, 68, 69) dikirim ke Indonesia dan 4 set (MaTo 53, 54, 55, 67) ke Filipina melalui pelabuhan Niigata. KRL ini dihibahkan oleh JR East karena sudah tidak dioperasikan lagi.


10.JAPAN RAILWAY 205 SERIES


~ JR 205 ~
JR 205 Sedang Melakukan Test Run Pertama


Nih gan KRL yang masih anget dari Jepang, yaitu JR 205. Kereta rel listrik JR East seri 205 ( 国鉄205系電車 Kokutetsu 205-kei densha ) adalah jenis KRL yang diperkenalkan tahun 1985 oleh JNR dan pasca privatisasi KRL seri ini dioperasikan oleh East Japan Railway Company dan West Japan Railway Company. KRL ini beroperasi di berbagai jalur yang ada di Jepang dan kini beroperasi di lintas Jabodetabek. 
Pada bulan November 2013, sebanyak 50 dari 180 unit KRL seri 205 pesanan PT KAI Commuter Jabodetabek telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta yang dikirim melalui pelabuhan Niigata. Rencananya KRL ini akan dioperasikan di jalur komuter Jabodetabek untuk menambah jumlah perjalanan, dan menggantikan unit-unit KRL yang memiliki masalah dalam pendinginan ruangan. KRL yang tiba di Indonesia adalah tipe 205-0 yang dulunya pernah beroperasi di jalur Saikyō serta Yokohama dan memiliki unit kereta dengan 6 pintu pada setiap sisinya, selain unit kereta standar dengan 4 pintu pada setiap sisinya
Mulai bulan Mei 2014, 176 unit dari jalur Yokohama dengan 8 gerbong per set dikirim ke Jakarta, 4 rangkaian pertama telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada 12 Juli 2014

11. KRL-I PRAJAYANA


Kereta Rel Listrik Indonesia (disingkat KRLI) adalah KRL AC pertama yang murni dirakit di Indonesia. KRL ini dirakit di PT. INKA Madiun pada tahun 2001, dan mulai beroperasi pada 2003. Pada Awalnya KRLI sering beroperasi sebagai KRL Pakuan Ekspres dari Tanah Abang ke Bogor, namun pada tahun 2007 KRLI dioperasikan untuk KRL Lingkar Ciliwung. Dan mulai tanggal 1 Desember kemarin, KRLI dioperasikan sebagai KRL Eject Kampung-Bandan Bawah - Jakarta Kota karena penghapusan rute Ciliwung yang disebabkan oleh pemberlakuan pola Loop Line.


12. KFW BOMBARDIER I-9000


Kereta Rel Listrik i9000 atau yang lebih dikenal sebagai KRL Inka-Bombardier atau KRL KFW adalah kereta rel listrik (KRL) AC produksi PT Inka, Madiun yang beroperasi di lintas Jabodetabek. KRL ini dibeli oleh Kementerian Perhubungan Indonesia (Kemenhub) sejumlah 40 unit, dan disponsori oleh bank milik Pemerintah Federal Jerman, yakni "Kreditanstalt für Wiederaufbau" (KFW), yang namanya diidentikkan dengan KRL jenis ini. Inka menggandeng Bombardier membangun KRL ini dan rampung pada tahun 2011. Total 40 unit (10 rangkaian) berformasi 4 kereta mulai diboyong dari pabriknya, Madiun ke Jakarta dan melalui serangkaian ujicoba untuk melihat performa dan kehandalannya. Maka, mulai awal tahun 2013, KRL dengan bentuk mirip dengan KRL-I ini menjalani ujicoba operasi sebelum berlanjut untuk dioperasikan saat ini.


13. BN HOLEC AC


BN Holec AC di Stasiun Tangerang, Banten

Kereta rel listrik BN-Holec AC atau KRL Holec Repowering atau KRL Holec AC saja, adalah kelas kereta rel listrik (KRL) AC yang dioperasikan di lintas Jabodetabek. KRL ini diproduksi oleh PT Inka Madiun sebagai penyehatan/rehab dari KRL Holec non-AC. Sejatinya KRL ini bukan barang baru. Dahulu, KRL ini dikenal sebagai KRL dengan frekuensi gangguan paling sering terjadi. Namun, saat ini wujud aslinya sudah tidak lalu-lalang di lintas Jabodetabek (semua telah dirucat ke Purwakarta). Turut meramaikan seri-seri KRL Jabodetabek, kini telah lahir KRL Holec AC yang direhab oleh PT Inka Madiun. Penyehatan kembali (refurbishment) KRL non-AC ini antara lain dengan mencangkokkan komponen dari Woojin Industrial Systems, Co., Ltd. (perusahaan Korea) dan PT Len Industri (Persero). Selain itu, penyehatan juga berupa menambahkan AC, membenahi tempat duduk, dan menghilangkan satu kabin masinis tiap rangkaiannya. Hasilnya, ada tiga trainset (TS) yang siap beroperasi sejak tanggal 29 Maret 2014. KRL ini beroperasi di lintas Duri-Tangerang, pp. Rangkaian TS1 beroperasi pada tanggal 29 Maret 2014, TS2 beroperasi sejak tanggal 9 April 2014, dan TS3 beroperasi sejak tanggal 4 Mei 2014. Tak menutup kemungkinan jika KRL ini dapat beroperasi mengelilingi Jabodetabek. Meskipun KRL ini tidak lagi mengusung komponen dari BN-Bombardier maupun Holec Ridderkerk, KRL ini tetap disebut sebagai KRL Holec AC.


Sekian dari saya, mudah mudahan dapat menambah pengetahuan tentang KRL Jabodetabek, jika ada kesalahan dalam penulisan atau gambar mohon dimaafkan karna saya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.