Halo agan
agan yang hobinya suka dengan kereta maupun yang lagi baca blog ini, kali ini
ane akan mengenalkan nama nama KRL yang ada di Jabodetabek. Ya walau KRL nya
kurang lengkap tapi tujuan ane ingin berbagi ilmu kepada ente yang lagi baca
blog ini. Kereta juga punya nama gan, jadi kenali mereka dan ketahui perbedaan
mereka.
1. KRL TOEI SERI 6000 "HIBAH"
( Foto diambil oleh Charles Y.A )
|
( Foto diambil oleh saya )
|
2.TOKYU 8000 & 8500 SERIES
( Tokyu Seri 8500 )
|
( Foto diambil oleh saya ) |
Secara fisik, intinya kalo TOKYU 8500 & 8000 punya 3 buah kaca jendela di bagian depan kereta dan cat Kuning-Biru. Nah sekarang perbedaannya gan
1). TOKYU 8000 ( Gambar Kiri )
- Mempunyai 2 buah lampu sorot berbentuk bulat ( atas ) dan 2 lampu kotak ( dibawah berwarna merah ), kalo TOKYU 8000 lampu sorotnya agak berdekatan sama lampu kotaknya.
- Lihat diatas kaca jendelanya, TOKYU 8000 mempunyai 2 lampu kecil berbentuk kotak diatasnya dan 1 jendela Display ( Biasanya digunakan untuk menujukan stasiun tujuan kereta ) di tengah lampu kotak.
- Ditambah dengan penulisan nomor seri kereta "8007" di atas jendela kereta sebelah kanan.
2). TOKYU 8500 ( Gambar Kanan )
- Mempunyai 2 buah lampu sorot berbentuk bulat ( atas ) dan 2 lampu kotak ( dibawah berwarna merah ), tetapi TOKYU 8500, lampu sorotnya agak berjauhan dengan lampu kotaknya.
- TOKYU 8500 memiliki 3 jendela display diatas kaca jendela.
- Biasanya TOKYU 8500 ditandai dengan penomoran seri kereta di dengah pintu kereta.
3. TOKYO METRO 5000 SERIES
KRL ini dibangun pada tahun 1960-an dan dioperasikan oleh
Teito Rapid Transit Authority (TRTA/EidanSubway, kini Tokyo Metro), di mana
pembuatannya dilakukan oleh konsorsium Tokyu Car Corporation, Nippon Sharyo,
Kinki Nippon dan perusahaan pembuat kereta lainnya di Jepang. Pada awal masa
operasionalnya di jalur Tozai, KRL ini belum menggunakan AC, namun pada periode
1970an-1990an KRL ini dipasangi pendingin udara dan pada tahun 1995 beberapa
set dari KRL ini mengalami modifikasi menjadi KRL seri 1000 milik Tōyō Rapid
Railway (Tōyō Kosoku Tetsudo).
4. TOYO RAPID 1000 SERIES
KRL seri ini bersama dengan KRL eks Tokyo Metro 5000
diketahui sebagai barang hasil korupsi yang dilakukan oleh Soemino Eko Saputro
(mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian). Pada saat KRL ini tiba di Indonesia,
dia mengatakan bahwa KRL seri 1000 dan 5000 adalah hibah dari Tōyō Rapid dan
Tōkyō Metro, namun kenyataannya KRL ini adalah hasil dari pembelian secara
terselubung oleh Kementerian Perhubungan, dan anehnya KRL ini dibeli dari
tempat pemotongan besi tua (scrapyard), dimana KRL tersebut sebelumnya akan
dibesituakan, namun karena dibeli oleh Kementerian Perhubungan maka KRL ini
akhirnya tidak jadi dibesituakan dan dikapalkan ke Indonesia. Akibat dari
kontroversi ini, publik tidak hanya merasa dibohongi oleh Soemino Eko Saputro,
tetapi dia sendiri pun akhirnya diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dan dijebloskan ke penjara.
6. TOKYO METRO 05 SERIES
Tokyo Metro 05 Series |
Kereta rel listrik Tokyo Metro seri 05 (東京地下鉄05系 Tōkyō
Chikatetsu 05-kei) adalah unit kereta rel listrik buatanJepang dan kini
beroperasi di lintas Jabodetabek. KRL ini baru datang di Indonesia sejak bulan
Agustus 2010. Warnanya disamakan dengan KRL eks Tōkyō Metro seri 7000, yaitu
silver dengan strip merah-kuning dan warna merah di muka. Di jendela kabin juga
dipasangi teralis besi untuk mencegah kaca pecah akibat pelemparan batu. Semua
rangkaian di bawah perawatan Dipo Bukit Duri (BUD)
Salah satu ciri fisik yang dimiliki oleh TM 05 ini mempunyai
muka berwarna merah dan strip kuning, terdapat dua lampu berbentuk persegi
panjang, jendela kabin yang besar, dan mempunyai jendela yang besar di bagian
kiri dan kanan kereta.
7. TOKYO METRO 6000 & 7000 SERIES
Tokyo Metro Seri 7000 |
Tokyo Metro Seri 6000 |
Tokyo Metro 6000Tidak mempunyai Kaca Display melainkan penomoran seri kereta
Tokyo Metro 7000Mempunyai Kaca Display diatasPenulisan nomor ada di bawah logo Commuter Line
8. JAPAN RAILWAY 103 SERIES
JR 103 Sedang Melakukan Test Run PAL 2014 |
KRL JR 103 merupakan KRL tertua yang dimiliki Jepang (pada saat itu) pertama kali dibuat pada tahun 1965. Beberapa kali JR 103 mengalami perubahan secara fisik. Indonesia membeli kereta ini untuk melayani beberapa rute Jabotabek. Mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Namun, akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan unit Tōkyū yang memiliki 8 gerbong, KRL ini pun kini difungsikan di rute Tangerang yang jumlah penumpangnya tidak terlalu banyak. Selain itu, KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok, dan dioperasikan untuk layanan Ekonomi AC Depok. KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek. Namun saat ini 1 rangkaian terdiri dari 2 set KRL sehingga 1 rangkaian terdapat 8 gerbong.
9. JAPAN RAILWAY 203 SERIES
JR 203 Sedang Melakukan Test Run PAL Menggunakan 10 Kereta |
10.JAPAN RAILWAY 205 SERIES
Kereta Rel Listrik Indonesia (disingkat KRLI) adalah KRL AC
pertama yang murni dirakit di Indonesia. KRL ini dirakit di PT. INKA Madiun
pada tahun 2001, dan mulai beroperasi pada 2003. Pada Awalnya KRLI sering
beroperasi sebagai KRL Pakuan Ekspres dari Tanah Abang ke Bogor, namun pada
tahun 2007 KRLI dioperasikan untuk KRL Lingkar Ciliwung. Dan mulai tanggal 1
Desember kemarin, KRLI dioperasikan sebagai KRL Eject Kampung-Bandan Bawah -
Jakarta Kota karena penghapusan rute Ciliwung yang disebabkan oleh pemberlakuan
pola Loop Line.
12. KFW BOMBARDIER I-9000
Kereta Rel Listrik i9000 atau yang lebih dikenal sebagai KRL
Inka-Bombardier atau KRL KFW adalah kereta rel listrik (KRL) AC produksi PT
Inka, Madiun yang beroperasi di lintas Jabodetabek. KRL ini dibeli oleh
Kementerian Perhubungan Indonesia (Kemenhub) sejumlah 40 unit, dan disponsori
oleh bank milik Pemerintah Federal Jerman, yakni "Kreditanstalt für
Wiederaufbau" (KFW), yang namanya diidentikkan dengan KRL jenis ini. Inka
menggandeng Bombardier membangun KRL ini dan rampung pada tahun 2011. Total 40
unit (10 rangkaian) berformasi 4 kereta mulai diboyong dari pabriknya, Madiun
ke Jakarta dan melalui serangkaian ujicoba untuk melihat performa dan
kehandalannya. Maka, mulai awal tahun 2013, KRL dengan bentuk mirip dengan
KRL-I ini menjalani ujicoba operasi sebelum berlanjut untuk dioperasikan saat
ini.
13. BN HOLEC AC
BN Holec AC di Stasiun Tangerang, Banten |
Kereta rel listrik BN-Holec AC atau KRL Holec Repowering atau KRL Holec AC saja, adalah kelas kereta rel listrik (KRL) AC yang dioperasikan di lintas Jabodetabek. KRL ini diproduksi oleh PT Inka Madiun sebagai penyehatan/rehab dari KRL Holec non-AC. Sejatinya KRL ini bukan barang baru. Dahulu, KRL ini dikenal sebagai KRL dengan frekuensi gangguan paling sering terjadi. Namun, saat ini wujud aslinya sudah tidak lalu-lalang di lintas Jabodetabek (semua telah dirucat ke Purwakarta). Turut meramaikan seri-seri KRL Jabodetabek, kini telah lahir KRL Holec AC yang direhab oleh PT Inka Madiun. Penyehatan kembali (refurbishment) KRL non-AC ini antara lain dengan mencangkokkan komponen dari Woojin Industrial Systems, Co., Ltd. (perusahaan Korea) dan PT Len Industri (Persero). Selain itu, penyehatan juga berupa menambahkan AC, membenahi tempat duduk, dan menghilangkan satu kabin masinis tiap rangkaiannya. Hasilnya, ada tiga trainset (TS) yang siap beroperasi sejak tanggal 29 Maret 2014. KRL ini beroperasi di lintas Duri-Tangerang, pp. Rangkaian TS1 beroperasi pada tanggal 29 Maret 2014, TS2 beroperasi sejak tanggal 9 April 2014, dan TS3 beroperasi sejak tanggal 4 Mei 2014. Tak menutup kemungkinan jika KRL ini dapat beroperasi mengelilingi Jabodetabek. Meskipun KRL ini tidak lagi mengusung komponen dari BN-Bombardier maupun Holec Ridderkerk, KRL ini tetap disebut sebagai KRL Holec AC.
Sekian dari saya, mudah mudahan dapat menambah pengetahuan tentang KRL Jabodetabek, jika ada kesalahan dalam penulisan atau gambar mohon dimaafkan karna saya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.